Jumat, 22 November 2013

Contoh Proposal Metode Survey

PENGARUH KINERJA GURU DAN KUALITAS SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TAHUN 2013/ 2014
Makalah  ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Metode Survey
Dosen Pembimbing: Riawan Yudi Purwoko,S.Si,M.Pd



Disusun oleh:
Novia Puspitaningrum (102143987)
Ulfah Nurzuzimah (102144000)
VI F


PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2013/2014




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat iman islam, taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyusun dan menyelesaikan proposal ini dengan baik.
Proposal ini bukan semata-mata atas usaha sendiri, namun juga atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaikan proposal ini, terutama penyusun sampaikan kepada:
1. Bapak Riawan Yudi Purwoko selaku dosen pembimbing mata kuliah Metode Survey
2. Kedua Orangtua yang telah membimbing dan memberikan doa restu.
3. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penyusun.
Penyusun menyadari sepenuhnya keterbatasan kemampuan dan penulisan hasil proposal ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penyusun mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya hasil proposal ini.
Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis khususnya bagi penyusun sendiri, serta merupakan salah satu pengabdian kita kepada Allah SWT.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Purworejo,   Juni 2013

Penyusun
PENGARUH KINERJA GURU  DAN KUALITAS SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TAHUN 2013/ 2014

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini, masalah pendidikan di Indonesia semakin memprihatinkan. Di buktikan dengan adanya Ujian Nasioal yang baru saja di selenggarakan bulan April yang lalu pada tingkat SMP dan SMA sederajat. Banyak kecurangan yang terjadi sebelum menjelang hari-H pelaksanaan UN.
Gencar diberbagai sumber menyebutkan bahwa Kepala Sekolah berebut soal ujian yang kemudian jawabannya akan dibagikan kepada para siswa. Dari sana jelas bahwa carut marut di dunia pendidikan semakin terpuruk. fakta yang sudah dijelaskan tadi jelas bahwa para siswa belum benar- benar siap untuk menghadapi ujian, belum siapnya siswa karena mereka menganggap bahwa ada sebagian mata pelajaran yang di anggap sulit bagi siswa khususnya pada mata pelajaran matematika yang selama ini dipandang sebagai momok mengerikan dari  mata pelajaran yang lain, sehingga dapat berpengaruh terhadap ketuntasan nilai pada mata pelajaran tertentu dan nilai tersebut pastinya berkaitan dengan kinerja guru dan kualitas sekolah, misal cara penyampaian materi yang belum mengena pada diri siswa. Padahal kinerja guru sangat berperan penting dalam kualitas pendidikan sekolah dan prestasi belajar siswa. karena, berhasil atau tidaknya pembelajaran di sekolah itu sebagian besar selain di tentukan oleh pada diri siswa masing-masing juga di tentukan oleh bagaimana kinerja guru dalam mempersiapkan dan memberikan pelajaran di kelas. Apabila kinerja guru dalam mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran kurang maksimal maka kualitas pembelajaran terhadap siswa pun juga kurang baik dan pastinya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. 
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.
1. Rendahnya kinerja guru dan kualitas sekolah mungkin di sebabkan oleh fakor kemampuan akademik guru, karena guru malas belajar.
2. Rendahnya kinerja guru dan kualitas sekolah mungkin di sebabkan oleh kurang tersedianya alat dan sumber pembelajaran yang memadai. 
3. Rendahnya kinerja guru dan kualitas sekolah mungkin di sebabkan oleh faktor pendidikan guru, karena masih banyak guru yang belum mempunyai gelar Sarjana atau Sarjana non pendidikan.

C. Pemilihan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas peneliti memilih masalah pada nomor 3 sebagai masalah yang diteliti lebih lanjut. Pemilihan masalah ini didasarkan pada alasan bahwa faktor penentu keberhasilan kinerja guru dan kualitas sekolah adalah dari gelar yang di miliki guru atau kinerja yang sudah atau belum sesuai dengan kemampuan yang di miliki. Ketika guru tersebut mempunyai jurusan atau gelar yang sudah sesuai dengan yang telah di tentukan, maka hasil kinerja guru dan kualitas sekolah pasti akan lebih baik. Sehingga permasalahan tersebut menarik untuk diteliti lebih lanjut.

D. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu meluas, maka pada proposal ini hanya membahas hal- hal apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja guru dan kualitas Pendidikan Sekolah serta tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pada kinerja guru dan kualitas sekolah terhadap prestasi belajar siswa.

E. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor pendidikan guru dan kualitas sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa?
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor pendidikan guru dan kualitas sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI
1. Kinerja Guru
 a.   Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat beberapa definisi mengenai kinerja. Smith dalam (Mulyasa, 2005: 136) menyatakan bahwa kinerja adalah “…..output drive from processes, human or otherwise”. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam menjalankan perannya dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan serta hasil yang diinginkan.
Menurut Prawirasentono (1999: 2): “Performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika”.
Dessler (1997: 513) menyatakan pengertian kinerja hampir sama dengan prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja actual dengan standar kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih memfokuskan pada hasil kerja.
Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik. Kinerja yang dimaksudkan diharapkan memiliki atau menghasilkan mutu yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat dilihat secara mutu terpenuhi maupun dari segi jumlah yang akan diraih dapat sesuai dengan yang direncanakan.

b. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan standar kinerja guru Sahertian sebagaimana dikutip Kusmianto (1997: 49) dalam buku panduan penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan bahwa: “Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru”. UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja guru. Pendapat lain diutarakan Soedijarto (1993) menyatakan ada empat tugas gugusan kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru. Kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru, yaitu: (1) merencanakan program belajar mengajar; (2) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar; (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar; (4) membina hubungan dengan peserta didik. Sedangkan berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik; (5) melaksanakan tugas tambahan. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) prosedur pembelajaran (classroom procedure); dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill). Proses belajar mengajar tidak sesederhana seperti yang terlihat pada saat guru menyampaikan materi pelajaran di kelas, tetapi dalam melaksanakan pembelajaran yang baik seorang guru harus mengadakan persiapan yang baik agar pada saat melaksanakan pembelajaran dapat terarah sesuai tujuan pembelajaran yang terdapat pada indikator keberhasilan pembelajaran. Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap akhir pembelajaran yaitu pelaksanaan evaluasi dan perbaikan untuk siswa yang belum berhasil pada saat dilakukan evaluasi. Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan siswanya.

c. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Malthis dan Jackson (2001: 82) dalam Wikipedia, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja. “Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
1) Kemampuan mereka.
2) Motivasi.
3) Dukungan yang diterima.
4) Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan.
5) Hubungan mereka dengan organisasi.
Sedangkan menurut Menurut Gibson (1987) masih dalam Wikipedia menjelaskan ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja. “Tiga faktor tersebut adalah:
1) Faktor individu (kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang).
2) Faktor psikologis (persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja).
3) Faktor organisasi (struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan atau reward system)”. Penjelasan lain mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dijelaskan oleh Mulyasa. Menurut Mulyasa (2007: 227) sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal: “Kesepuluh faktor tersebut adalah: (1) dorongan untuk bekerja, (2) tanggung jawab terhadap tugas, (3) minat terhadap tugas, (4) penghargaan terhadap tugas, (5) peluang untuk berkembang, (6) perhatian dari kepala sekolah, (7) hubungan interpersonal dengan sesama guru, (8) MGMP dan KKG, (9) kelompok diskusi terbimbing serta (10) layanan perpustakaan”. Selanjutnya pendapat lain juga dikemukakan oleh Surya (2004: 10) tentang faktor yang mempengaruhi kinerja guru. “Faktor mendasar yang terkait erat dengan kinerja professional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kesejahteraan guru. Kepuasan ini dilaterbelakangi oleh faktorfaktor: (1) imbalan jasa, (2) rasa aman, (3) hubungan antar pribadi, (4) kondisi lingkungan kerja, (5) kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri”. Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan diatas, faktor-faktor yang menentukan tingkat kinerja guru dapat disimpulkan antara lain:
(1) tingkat kesejahteraan (reward system); (2) lingkungan atau iklim kerja guru; (3) desain karir dan jabatan guru; (4) kesempatan untuk berkembang dan meningkatkan diri; (5) motivasi atau semangat kerja; (6) pengetahuan; (7) keterampilan dan; (8) karakter pribadi guru.

d. Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja guru satu dengan tingkat kinerja guru yang lainnya atau dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Hani Handoko (1994: 135) menjelaskan bahwa, “penilaian prestai kerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan”. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Terdapat berbagai model instrumen yang dapat dipakai dalam penilaian kinerja guru. Namun demikian, ada dua model yang paling sesuai dan dapat digunakan sebagai instrumen utama, yaitu skala penilaian dan lembar observasi atau penilaian. Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain melalui pernyataan perilaku dalam suatu kontinum atau kategori yang memiliki makna atau nilai. Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami    sebenarnya maupun situasi buatan. Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan hal yang paling cocok dinilai dengan observasi. Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. Bagi para guru, penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan potensinya. Bagi sekolah hasil penilaian para guru sangat penting arti dan perannya dalam pengambilan keputusan.

e. Manfaat Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru memiliki manfaat bagi sebuah sekolah karena dengan penilaian ini akan memberikan tingkat pencapaian dari standar, ukuran atau kriteria yang telah ditetapkan sekolah. Sehingga kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam seorang guru dapat diatasi serta akan memberikan umpan balik kepada guru tersebut. Menurut Mangkupawira (2001: 224), manfaat dari penilaian kinerja karyawan adalah: (1) perbaikan kinerja; (2) penyesuaian kompensasi; (3) keputusan penetapan; (4) kebutuhan pelatihan dan pengembangan; (5) perencanaan dan pengembangan karir; (6) efisiensi proses penempatan staf; (7) ketidakakuratan informasi; (8) kesalahan rancangan pekerjaan; (9) kesempatan kerja yang sama; (10) tantangan-tantangan
eksternal; (11) umpan balik pada SDM. Sedangkan Mulyasa (2007: 157) menjelaskan tentang manfaat penilaian tenaga pendidikan: “Penilaian tenaga pendidikan biasanya difokuskan pada prestasi individu, dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian
ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga penting bagi tenaga kependidikan yang bersangkutan. Bagi para tenaga kependidikan, penilaian berguna sebagai umpan balik terhadap berbagai hal, kemampuan, ketelitian, kekurangan dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karir. Bagi sekolah, hasil penilaian prestasi tenaga kependidikan sangat penting dalam
mengambil keputusan berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan aspek
lain dari keseluruhan proses pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan”.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penilaian kinerja penting dilakukan oleh suatu sekolah untuk perbaikan kinerja guru itu sendiri maupun untuk sekolah dalam hal menyusun kembali rencana atau strategi baru untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Penilaian yang dilakukan dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya. Selain itu penilaian kinerja guru membantu guru dalam mengenal tugas-tugasnya secara lebih baik sehingga guru dapat menjalankan pembelajaran seefektif mungkin untuk kemajuan peserta didik dan kemajuan guru sendiri menuju guru yang profesional. Penilaian kinerja guru tidak dimaksudkan untuk mengkritik dan mencari kesalahan, melainkan sebagai dorongan bagi guru dalam pengertian konstruktif guna mengembangkan diri menjadi lebih profesional dan pada akhirnya nanti akan meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik. Hal ini menuntut perubahan pola pikir serta perilaku dan kesediaan guru untuk merefleksikan diri secara berkelanjutan.

2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi
Muray (1990 : 290) berpendapat bahwa prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan.
Dari penjelasan di atas,dapat di tarik kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan setelah mengatasi hambatan,melatih kekuatan,berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin melalui lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual,strategi kognitif,informasi verbal,sikap dan keterampilan
b. Pengertian Belajar
Menurut Howard L. Kingskey dalam (Djamarah, 2008: 13) “Learning is the  process by which behavior is originated or changed through practice or training” (“belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan”). 
Sedangkan menurut Hamalik (2001: 27) “Learning is defined as themodification or strengthening of behavior through experiencing” (“belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman”). 
Dari pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa Belajar adalah proses dimana tingkah laku di timbulkan atau di ubah melalui praktek atau latihan untuk modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
c. Prestasi belajar 
Darmadi (2009: 100) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah sebuah kecakapan atau keberhasilan yang diperoleh seseorang setelah melakukan sebuah kegiatan dan proses belajar sehingga dalam diri seseorang tersebut mengalami perubahan tingkah laku sesuai dengan kompetensi belajarnya”.
Sedangkan Lanawati (dalam Reni Akbar Hawadi, 2004: 168) berpendapat bahwa “prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan oleh siswa”
Dari kedua pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa prestasi belajar adalah sebuah keberhasilan yang di peroleh seseorang setelah melakukan sebuah kegiatan dan proses belajar dan hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar.

B. KERANGKA BERPIKIR
Kinerja guru dan kualitas pendidikan sekolah sangat berperan penting dalam prestasi belajar siswa. karena, berhasil atau tidaknya pembelajaran di sekolah itu sebagian besar selain di tentukan oleh pada diri siswa itu sendiri juga di tentukan oleh bagaimana kinerja guru dalam mempersiapkan dan memberikan pelajaran di kelas. Apabila kinerja guru dalam mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran kurang maksimal maka kualitas pembelajaran terhadap siswa pun juga kurang baik dan pastinya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya.
Berhubungan dengan Kinerja guru dan kualitas sekolah, sebagian faktor penentu keberhasilan kinerja guru dan kualitas sekolah adalah dari gelar yang di miliki oleh guru atau kinerja yang sudah atau belum sesuai dengan kemampuan yang di miliki guru tersebut. Apabila guru tersebut sudah mempunyai jurusan atau gelar yang sudah sesuai dengan yang telah di tentukan, maka hasil kinerja guru dan kualitas sekolah pasti akan lebih baik.

C. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ”faktor gelar atau pendidikan guru dan kualitas sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa”.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah guru- guru SD Muhammadiyah I Kabupaten Purworejo  tahun ajaran 2013/ 2014.
2. Sampel
Dalam rangka pemilihan sampel untuk dijadikan sebagai informan, peneliti menggunakan tehnik sampling bertujuan. Tehnik ini digunakan karena beberapa keuntungan yaitu, murah, cepat dan mudah serta relevan dengan tujuan penelitian. Maka dari itu peneliti akan menentukan beberapa kriteria dari sampel yang diambil,  yaitu: 
a. Terdaftar sebagai guru SD Muhammadiyah I Purworejo.
b. Bersedia berprtisipasi dalam penelitian sebagai informan.
Penulis akan menggali data terhadap informan sampai memperoleh data jenuh dalam setiap hasil dari pembagian angket yang dilakukan.

B. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah langkah yang amat penting dalam penelitian karena pengumpulan data merupakan proses pengumpulan data primer untuk keperluan penelitian yang bersangkutan. 
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan pembagian angket di sekolah yang di tujukan untuk guru- guru di sekolah tersebut. Dalam penyebaran angket peneliti menggunakan instrumen studi lapangan. Instrumen ini berupa kuisioner atau angket. Menurut Riduan(2007 : 25 ), “tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan “dalam pengisian daftar pertanyaan. Sedangkan menurut Sugiono(2012: 199), “kuisioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernytaan tertulis kepada responden untuk di jawabnya”.



ANGKET KINERJA GURU DAN KUALITAS SEKOLAH
*) beri tanda centang (  ) pada penilaian yang sesuai
DAFTAR PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN
SR KD P TP
1. Saya menyadari bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan kognitif yang berbeda-beda dallaam setiap kompetensi pembelajaran yang saya sampaikan.
2.Saya berusaha memahami kemampuan dasar dan kognitif siswa saya mengenai materi yang akan saya ajarkan dengan cara melakukan pree test.
3. Saya menetapkan tujuan pembelajaran untuk kompetensi dalam program pengajaran saya.
 4. Saya menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda- beda sesuai dengan jenis kompetensi pembelajarannya.
5. Secara rutin saya membuat RPP sebelum mengajar.
6. Saya berusaha mengembangkan bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
7. Saya memberikan bahan yang memancing rasa ingin tahu siswa dalam setiap materi pembelajaran saya.
8. Media yang saya gunakan dalam pembelajaran menarik sehingga memusatkan perhatian siswa dan pesan yang diharapkan dapat di tangkap dengan jelas.
9. Saya berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan orang atau wali peserta didik.
10. Untuk memperdalam pemahaman materi ajar yang ada dikurikulum sekolah saya melakukan kajian materi.
11.Saya menguasai materi pembelajaran dengan baik sehingga tingkat kebenaran dan keakuratan substansi atau materi, isi pembelajarn yang dibahas sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
12. Dalam mengajar, saya mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan lain yang relevan.
13. Saya menggunakan internet sebagai sumber informasi sebagai sumber wawasan.
13. Saya menggunakan bahan ajar yang tersedia dengan baik.
14. Saya menggunakan buku referensi yang tersedia dengan baik.
15.  Saya mampu mengelola perkembangan didalam kelas.
16. Saya memberikan perhatian terhadap peserta didik yang memiliki masalah.
17. Saya mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di kelas.
18. Saya mengadakan test kompetensi kepada peserta didik secara berkala.
19. Saya  memotivasi peserta didik untuk selalu meningkatkan semangat belajar.
20. Saya menetapkan tujuan pembelajaran untuk kompetensi dalam program pengajaran saya.
Keterangan:
SR= sering
KD= kadang –kadang
P= pernah
TP = tidak pernah

C. Teknik Analisis Data
Setelah data dari hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, tahap selanjutnya adalah mengolah data. Ada beberapa tahap yang sebaiknya dilakukan dalam suatu proses pengolahan data kualitatif yaitu:  reduksi data, kategorisasi, analisis, interpretasi, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data diartikan sebagai proses penelitian, penyederhanaan dan tranformasi data “kasar” dari hasil temuan dilapangan. Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari hasil penelitian kedalam konsep dan kategori tertentu. Kategori data yang dibuat untuk menganalisis merujuk pada tiga aspek literasi informasi berdasarkan teori dan pendapat oleh beberapa ahli dan lembaga yang sudah diakui yaitu identifikasi kebutuhan informasi, penulusuran informasi dan pemanfaatan informasi yang kemudian dikaitkan dengan kompetensi kinerja guru dan kualitas sekolah terhadap prestasi siswa.
Alur penting dalam kegiatan analisis adalah penyajian data. Hasil reduksi data diorganisasikan kedalam bentuk tertentu sehingga akan terlihat lebih utuh. Penyajian data dilakukan dengan menyusun sejumlah informasi yang sudah didapatkan untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Dengan membuat penyajian data akan mempermudah peneliti dalam menyederhanakan informasi yang kompleks kedalam suatu bentuk kesatuan dan memaparkan hasil penelitian supaya lebih dipahami. Pada akhirnya dalam kegiatan analisis data adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat keseluruhan proses kegiatan penelitian.
Dari berbagai skala pengukuran yang ada, kami menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono, (2009: 93) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. 
Dengan menggunakan skala Likert maka variable yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
KISI - KISI
No Dimensi Indikator Item soal
1. Tangibles Fasilitas yang di gunakan guru dalam mengajar seperti internet, buku referensi 13,14
2. Reliability Kreativitas guru 3,4,6,7,8,12,15,17,18
3. Responsiveness Kemauan untuk membantu
Siswa dalam pembelajaran 1,2,16,19
4. Assurance Persiapan guru sebelum mengajar 5,11,13,20
5. Emphaty Hubungan komunikasi yang baik antara guru, siswa, dan wali murid 9

Jawaban dari setiap item yang saya gunakan dari skala Likert mempunyai gradiasi dari positif sampai negatif, yang berupa:
a. Sering   diberi skor 4
b. Kadang- kadang diberi skor 3
c. Pernah diberi skor 2
d. Tidak Pernah diberi skor 1



BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan data angket yang diberikan kepada 20 responden, maka dapat dilihat bahwa:
No. Responden Item Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4
2 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2 4 2 3 3 3 2 4 2 2 3
3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4
4 2 3 2 4 3 2 3 4 3 2 2 4 4 2 3 2 3 4 4 3
5 4 4 3 1 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 4
6 4 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4
7 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3
8 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 2 4 3
9 2 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4
10 4 2 4 4 3 2 4 4 2 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4
11 4 4 3 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4
12 3 3 2 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3
13 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4
14 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3
15 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4
16 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4
17 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3
18 3 2 3 1 3 2 3 2 2 3 2 3 4 4 3 2 3 2 3 4
19 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2 3 4
20 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3

CATATAN: Kinerja guru dan kualitas sekolah mempunyai pengaruh terhadap prestasi siswa jika dalam angket responden / guru menjawab positif (sering dan kadang- kadang). Sering dan kadang- kadang termasuk gradasi positif, sedangkan pernah dan tidak pernah termasuk gradasi negatif. 

Berdasarkan data yang diperoleh maka data interval dapat dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan scoring tiap-tiap jawaban dari responden. Berdasarkan skor yang telah ditetapkan dapat dihitung sebagai berikut:
Jumlah skor yang menjawab SR = 4 x 512 = 2048
Jumlah skor yang menjawab KD = 3 x 567 = 1701
Jumlah skor yang menjawab P = 2 x 158 = 316
Jumlah skor yang menjawab TP = 1 x 2    = 2
Jumlah Total    = 4067

Untuk menghitung jumlah skor ideal (kriterium) dari seluruh item, di gunakan rumus berikut, yaitu:


Dengan skor tertinggi adalah 4 (seandainya seluruh responden menjawab “SR” ) dengan jumlah pertanyaan 20 dan jumlah responden 20,maka dapat dirumuskan menjadi :



Selanjutnya, skor yang telah diperoleh kemudian dimasukkan kedalam rating scale berikut ini :
           
. . . .
                                         
Rating Scale berfungsi untuk mengetahui hasil data angket secara umum dan keseluruhan yang di dapat dari penilaian angket.
Sedangkan untuk mengetahui jumlah jawaban dari para responden melalui prosentase , yaitu di gunakan rumus sebagai berikut :
P =  
Keterangan :
P : Prosentase
f : Frewkensi dari setiap jawaban angket
n : Jumlah responden
100 : Bilangan tetap

Dengan skor tertinggi adalah 4 (seandainya seluruh responden menjawab “SR” ) dengan jumlah pertanyaan 20 dan jumlah responden 20, maka hasil prosentase dari setiap jawaban angket didapat sebagai berikut :
1) P =   11) P =  
= 55 %   = 30%
2) P = 12) P =  
   = 30%   =  40%
3) P =   13) P =  
= 30%   = 30%
4) P =   14) P =  
= 25%   = 50%
5) P =   15) P =  
= 35%   = 10%
6) P =   16) P =  
= 20%   = 20%
7) P =   17) P =  
= 40%   = 25%
8) P =   18) P =  
= 45%   = 20%
9) P =   19) P =  
= 5%   = 65%
10) P =   20) P =  
= 10%   = 60%
Dari hasil perhitungan skor nilai tertinggi 4, dengan jumlah responden 20, didapat prosentase tertinggi adalah 65 %. 





BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN 
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa hasil kinerja guru dan kualitas sekolah terhadap prestasi siswa mendapatkan hasil di atas rata- rata (>50%). Hal ini terbukti dengan adanya hasil prosentase dari pengumpulan data angket menunjukkan prosentase tertinggi adalah 65%. Jadi analisis data tersebut terletak pada daerah gradasi positif.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta
Budiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press
Sugiyono. 2009. Statistik Untuk penelitian. Bandung: Alfabeta
http://PENGERTIAN+KINERJA+GURU&s=web&as=0&rlz=0&babsrc=SP_crm
http://digilib.unila.ac.id/69/4/Mujiono_BAB_II.pdf

2 komentar: